Breaking News
Loading...
Thursday, July 2, 2015

BELAJAR DARI KUSMIN DAN SUDIRO ; TENTANG MENINGGALKAN JEJAK KEBAIKAN

10:27 AM


SUDIRO punya keahlian menanam pisang yang baik dan menghasilkan. Dengan keahliannya itu, dia berkunjung ke beberapa tempat. Dia minta ijin ke warga setempat untuk menanam pohon pisang. Dia terus mencari tempat tempat yang bisa ia kunjungi, sampai ke pelosok.
Setelah ada ratusan tempat yang dia tanami pisang. Kini kegiatanya keliling menyiram pohon pisang yang ia tanam. Merawatnya penuh dengan semangat dan telaten. Pohon pisang tumbuh lebat dan berbuah ranum.
Banyak orang yang kagum dan salut dengan perjuangan Sudiro. Namanya terkenal di mana-mana. Sudiro si Bapak Pisang Unggul. Berkat kerja kerasnya, banyak wartawan datang untuk mengenal profil Sudiro lebih dalam.
Dengan kepopuleran sudiro si Penanam pohon pisang unggul. Beberapa perusahaan mengundangnya untuk mengikuti pelatihan. Ada juga yang memberinya bantuan peralatan dan bibit unggul. Sudiro semakin semangat. Workshop-workshop mulai ia ikuti. Bahkan kini ia mulai mengisi pelatihan dan seminar.  Sudiro sibuk sekali.


Beda nasib dengan si KUSMIN

Si Kusmin tidak pandai menanam pisang, tapi dia juga ingin menanam banyak pisang. Keinginannya sangat kuat. Dia sempat menghubungi sudiro. dan bertanya banyak hal kepada sudiro.
Namun, Sudiro terlalu sibuk. Setiap kali bertanya dan meminta Sudiro untuk berbagi kiat, sudiro tidak merespon. Sudiro pernah berjanji akan mebuatkan modul atau panduan untuk tips menanam pisang yang baik, namun janji itupun belum kunjung ditepati.
Kusmin sempat mau menyerah. Tapi, kusmin kepikiran dengan youtube dan sumber-sumber website pertanian yang membahas tentang pohon pisang.
Akhirnya si kusmin punya ide. Dia menabung cukup uang. Setelah uangnya cukup, dia mengundang beberapa teman. Pertemuan pertama hanya 5-6 orang saja yang hadir. Tak putus asa, Kusmin hanya meminta kepada yang hadir untuk berdoa agar pertemuan ke depan bisa lebih banyak lagi.
Dalam pertemuan berikutnya, yang hadir bertambah banyak. Karena semakin banyak, ajakan Kusmin untuk bersama-sama menanam pisang jadi buyar. Karena ada yang hanya mau menanam sayur, menanam mangga, menanam pepaya dan jenis tanaman lain.
Kusmin menyerah, keingiannya untuk menanam pisang di banyak tempat harus pupus. Pertemuan  demi pertemuan terus digalakan.
Yang mennam pisang harus mau belajar bagaimana menanam pepaya. Dan materi lain. Karena yang hadir tidak hanya ingin menanam satu jenis tanaman yang sama.
"tak apa, bukan menanam pisang, yang penting MENAMAM"
Pertemuan demi pertemuan terus berlanjut. Beberapa teman sudah ada yang mulai panen pepaya, mangga, sayuran dan buah lain yang mereka  tanam. Kusmin merasa bahagia.
Kusmin tetap kusmin. Hanya seorang pemuda yang senang melihat orang-orang berkumpul. Menyapu ruangan yang berdebu. Menggelar tikar. menyiapkan air. Dan mencari orang baik yang mau datang ke rumahnya untuk berbagi dengan yang lain.
Suatu ketika ada orang aneh datang ke rumah kusmin. Dia bertanya tanya kepada kusmin. Orang itu juga berkeliling rumah kusmin.
"Kusmin nanam pisang?"
"itu pak, menunjuk pohon pisang yang sedikit!"
"hanya segitu?"
"Iya pak!"
Orang asing itu menggeleng-gelengkan kepala.
"hanya ada beberapa ruangan kosong..."
"ia pak, di sini hanya seperti ini"
Setelah beberapa waktu bercakap. Orang asing itu pergi.
Si kusmin hanya melongo.

Si kusmin jadi ingat sesuatu. Tentang keinginannya menanam banyak pohon pisang. Dia juga ingat sudiro yang menjadi inspirasinya.

Dalam sebuah kesempatan, si kusmin berkunjung ke Mbah Danu. Seorang sepuh yang konon bijak dalam memberi nasihat.

"Tetaplah jadi Kusmin, pelayan orang-orang yang mau belajar bertanam. Kamu tidak punya kebun pisang yang banyak dan luas. Tapi kamu mesti berbangga. Ada Warto yang punya kebun mangga, ada Darman yang punya kebun kelapa. Ada iwan, Anto, Bayu, Juned dan banyak lagi yang sekarang mulai berkebun."

"Ketika kamu banyak menanam, ada kewajiban untuk memupuk dan melihara, kamu akan kelelahan. Tapi, dengan menghadirkan banyak orang untuk berkebun, kamu tetap mendapat kebaikan.




0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer